Monday 16 August 2010

unrequited love - cinta diam diam

akhir akhir ini aku terinspirasi banget dengan cerita-ceritanya raditya dika aku jadi ngulang lagi baca novelnya, trus aku juga nonton lagi kambing jantan the movie ! dan ini bener-bener gak lazim banget ! hahaha
aku yakin, ada maksud yang serius dibalik ceritanya yang gak serius itu. and i can feel it ! amazing !!!

setelah di post sebelumnya aku udah mengutip salah satu kisah dari novel marmut merah jambu karya radith, sekarang aku akan mengutip kisah (yang menurutku) inspiratif masih dari novel yang sama. berikut !

"gini lho" kata ina. sekarang dia melihat ke mata gue tajam. 'kenapa sih kita baru bisa dibilang komplit dengan kehadiran orang lain itu? kenapa gak dengan kehadiran sebuah barang,atau... atau hobi, baru kita bisa di bilang komplit? kenapa harus dihubungkan dengan orang lain? kenapa kesempurnaan hidup kita (sebagai manusia) harus ditandai bahwa kita udah bisa ketemu dengan soulmate kita?'

omongan ina ada benernya juga sih. semuanya terlihat tidak adil untuk gue. bagaimana dengan para jomblo abadi, yang mungkin mati sendirian? bagaimana dengan orang yang memilih untuk tidak mencintai orang lain? atau, ini yang paling parah: bagaimana dengan orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan?

mereka punya naman untuk itu: unrequited love

unrequited love, atau cinta yang tak terbalas, adalah hal yang paling bisa nangis tanah. untuk tahu kalau cinta kita tak berbalas, rasanya seperti diberi tahu bahwa kita tidak pantas untuk mendapatkan orang tersebut. rasanya, seperti diingatkan bahwa kita, memang tidak sempurna, atau setidaknya tidak cukup sempurna untuk orang tersebut.

gue bilang ke ina, 'unrequited love itu gak ena banget. kayak itu, tau gak, katanya Charlie Brown di komik Peanuts: tidak ada yang bisa menghilangkan rasa selai kacang seperti cinta tak berbalas'

di dalam strip komik peanuts, Charlie Brown digambarkan sebagai orang yang suka roti selai kacang. sewaktu cintanya tak dibalas seorang cewek yang dia suka, setiap charlie memakan roti selai kacang, ia tak bisa lagi merasakan rasa selai itu di lidahnya. filosofi indonesianya sederhana: jika cinta bisa membuat tahi jadi rasa cokelat, cinta yang tak berbalas bisa membuat cokelat jadi rasa tahi.

'nothing takes flavor out of peanut butter quite like unrequited love' kata ina. mengutip komplit dari charlie brown.

ya ! benar. semua jadi gak ada rasanya

aku sendiri gak tau kenapa aku tertarik dengan cerita yang ini. aku cuma ngerasa "bener juga sih, yang dibilang si dika ini"
aku setuju tentang masalah pahitnya unrequited love. kalau dipikir-pikir, mungkin yang sedang aku alami sekarang bukan unrequited love namanya. tapi cinta diam-diam !
balik lagi ke bab I novel tersebut: cinta diam-diam

aku pikir ini memang lebih menyedihkan dari pada unrequited love ! setidaknya, unrequited love itu kita punya jawaban pasti ! kita bisa cari alternatif lain, atau paling gak kita udah berusaha untuk menunjukkan rasa cinta itu sekalipun akhirnya tak berbalas.
lain lagi dengan cinta diam-diam. di cinta diam-diam kita cuma bisa menebak-nebak tanpa punya sedikitpun keberanian untuk menunjukkan (walau hanya sedikit) rasa kekaguman kita kepadanya. yang bisa kita lakukan cuma melihat dari kejauhan, memperhatikan dari kejauhan, mencari tahu apapun tentangnya baik di facebook maupun twitter, dan bahagia disaat dia bahagia dan sedih disaat dia sedih. ah, klise ! kita gak pernah tau apakah dia memikirkan kta atau tidak, apakah dia mengenali kita atau tidak, bahkan apakah dia manganggap kita ada atau tidak. miris !

ya, memang miris ! entah sampai kapan...



No comments:

Post a Comment